Senin, 31 Oktober 2011

cara membuat tapai lekatan

Manisnya Tapai Lakatan Kandangan


Lebaran sudah usai, yang biasanya mudik ke kampung halaman sudah kembali lagi ke habitat sehari-harinya, bekerja atau kuliah di perkotaan. Mudik saat lebaran memang mengasyikkan, selain bisa kumpul dengan keluarga dan saling bersilaturrahmi, mudik ke kampung halaman juga punya kesan tersendiri. Saat mudik kita bisa menikmati suasana kampung yang masih asri,sejuk dan rindang, membuat hati, jiwa dan raga menjadi terasa nyaman. Suguhan kuliner tradisional yang menggugah selera juga menambah dan menghidupkan suasana kampung tempoe doeloe.
Salah satu kabupaten di Kalimantan Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kandangan, punya kuliner tersendiri ketika menyambut lebaran. Selain kuliner andalan Katupat Kandangan, hari raya atau lebaran biasanya masyarakat setempat menyambutnya dengan membuat panganan apam, berbeda dengan apam Barabai, apam yang biasanya disuguhkan masyarakat Kabupaten Hulu Sungai Selatan adalah apam yang sengaja dibikin ganal, berdiameter mencapai 30 cm dan sedikit tebal, dengan tambahan gula habang membuat apam ini semakin terasa lamak manis.
Selain apam, tapai lakatan pun juga mewarnai indahnya silaturrahmi warga Antaluddin tersebut. Rasanya yang manis walau dalam pembuatannya tidak menggunakan gula, sempat menaruh curiga penjajah pada saat itu, bahwa masyarakat Hulu Sungai Selatan bisa mendapatkan gula, karena saat itu gula dikuasai oleh penjajah dan sangat sulit untuk didapatkan.
Tapai lakatan atau yang dikenal dalam bahasa Indonesia dengan sebutan tape ketan memang banyak dijumpai dibeberapa daerah di Kalimantan Selatan atau bahkan di wilayah Indonesia bagian lain. Kali ini TAGAYAN HIJAU mencoba berbagi resep cara membuat tapai lakatan khas Hulu Sungai Selatan. Langkah pertama, tentunya kita siapkan dulu bahan-bahannya:
  1. Beras Ketan (sesuai selera)
  2. Bubuk Ragi (disesuaikan)
  3. Bubuk Daun Katuk (disesuaikan)
  4. Daun Pisang (secukupnya)
  5. Lidi (secukupnya)
Langkah kedua, kita mulai untuk mengolahnya. Beras ketan dibasuh bersih, kemudian direndam selama 30 menit, tiriskan. Beras ketan yang sudah kering kemudian diaduk dalam wadah bersama dengan bubuk daun katuk sampai rata. Beras ketan yang sudah bertabur bubuk daun katuk tersebut kita kukus sampai setengah matang. Setelah dibangkit, hamparkan di atas tikar sambil diangin-anginkan sampai setengah dingin. Kemudian bubuhkan bubuk ragi di atasnya dengan menggunakan ayakan agar merata di atasnya sambil diaduk pelan.
Sebelum kita mengepal bahan tapai tersebut, terlebih dahulu kita sediakan air hangat mencampur ragi. Air ragi tersebut berguna sebagai pelicin ketika mengepal agar tidak melengket di tangan. Kini sampailah pada tahap pengemasan, tapai yang sudah dikepal tersebut ditaruh di daun pisang selebar kurang lebih 15 cm, kemudian kedua ujungnya di lipat sehingga ketemu ditengah-tengah, sebagai penahan dari lipatan tersebut taruhlah daun pisang selebar 10 cm di bawahnya, lalu kuatkan dengan menusukkan lidi di pertengahan daun tadi.
Bungkusan-bungkusan ini mesti diperam dulu sekitar 3 hari untuk mendapatkan rasa yang manis, kebiasaan masyarakat memeramnya di dalam sebuah bakul yang terbuat dari rotan atau bamban. Pemeran kembali menggunakan daun pisang yang ditaruh sedemikian rupa di bakul tersebut agar memperoleh kelembaban sehingga mempercepat proses pemeraman. Dengan demikian selesailah proses pembuatan tapai lakatan Khas Hulu Sungai Selatan Kandangan. Anda penasaran, silakan coba dan buktikan rasanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut

© Copyright 2011 Riska Template design by sarju
Diberdayakan oleh Blogger.